Hi guys,
Thanks buat semua like, comment, dan RT kalian di fanpage. Gue meski sekarang capek dan malas akan coba berusaha meneruskan report kemarin. Bertahanlah, reportnya cukup panjang.
Bagi yang belum baca Part One-nya: Vandy's Grand Tournament 2013 Report Part One.
Well, sebelum masuk ke cerita, mau share sedikit. Kalian merasa tidak pernah mendapat status kami di newsfeed kalian? Atau jarang? Ini cara agar kalian tetap up to date dengan berita terbaru di dunia TCG:
Pergi ke fanpage kami di link berikut, lalu klik tanda "Disukai" atau "Liked" lalu centang "Dapatkan Pemberitahuan" atau "Get Notification".
Dengan cara ini tidak ada lagi kelewatan berita penting dari dunia TCG!
Minutes Before Tournament
Sedikit menambah detil kecil yang terlupa kemarin, gue datang agak telat karena membelikan anak-anak yang baru sampai beberapa roti dan minuman. Begitu sampai, ternyata decklist yang sudah gue buat ketinggalan. Akhirnya gue pun membuat decklist lagi, kali ini dengan gue pikirkan kembali kartu-kartu yang gue pakai.
Lama menimbang, gue memutuskan mengganti Karakuri Cash Cache kedua gue menjadi Forbidden Lance. Masalahnya, Forbidden Lance gue dipinjam oleh Jhovie semua, membuat gue terpaksa meminjam ke Eldo. Si Jhovie sendiri malah terlihat kebingungan. Ia belum mendapat pinjaman Kabazauls ketiga untuk deck Macro Rabbitnya. Kami pun berpencar mencarikan, namun namanya juga kartu Common, siapa sih yang bawa.
Akhirnya Jhovie hanya nyengir ke arah kami dan berkata, "Yasudah guys, YOLO. Doakan nggak ngedraw Kabazauls ya :D". Kami tertawa miris..
Round One
Pairing acak pertama untuk deck check sudah beres. Sekarang dimulai Ronde 1. Lawan gue adalah Rambo. Gue agak khawatir dengan lawan pertama gue ini. Di bayangan gue, badannya kekar dengan ikat merah di kepala dan senapan mesin terkokang siap maju perang. Nanti kalau gue kalahin terus dia nggak terima gimana? Bisa-bisa satu venue Grand Tournament dibantai habis sama dia.. Apa gue ngalah aja ya demi menjaga kedamaian?
Eh ternyata begitu orangnya muncul, tampangnya sungguh ramah dan kalem. Apalagi Dean di sebelah gue. Gue jadi lebih tenang, meski masih celingukan cek tasnya apakah dia menyembunyikan granat atau tidak.
Dia menang dice roll. Ia memulai dengan Normal Summon Mermail Abysspike buang Atlantean Dragoon mencari Genex Undine dan Deep Sea Diva. Set satu belakang, done. Gue, berkobar semangat YOLO, mengasumsikan belakang adalah Abyss-sphere sehingga langsung berakrobat mengeluarkan Bureido-Bureido-Kuick-Cash Cache-Draw Dua.
Kuick menyerang Abysspike, namun ia mengaktifkan Mirror Force. Daaamn!! Gue blingsatan mencari jalan keluar. Gue melihat hand gue, oh ada Lance dari hasil draw barusan! Gue pasang Lance ke salah satu Bureido (yang Ulti) agar bisa selamat dan tetap membunuh Abysspike. Gue set Solemn Judgment dan end turn.
Lawan berpikir sejenak. Ia mensummon Genex Undine. Dilema buat gue. Setelah memperkirakan kemungkinan yang terjadi jika Genex Undine berhasil disummon, gue terpaksa buka Solemn Judgment bayar 4000 LP. Ia kemudian berpikir lagi cukup lama. Ia akhirnya end dengan field kosong, merasa aman dengan 7600 LP (dan mungkin Tragoedia).
Kesempatan kosong ini tidak gue sia-siakan, gue synchro Burei dan Landoise menemani Bureido gue (Ulti lho), lalu menyerang semua untuk menang.
Game kedua ia memulai dengan set dua kartu saja. Hand gue goblok, tidak ada tuner, hanya Instant Fusion dan Solar Wind Jammer. Gue aktifkan Night Beam ke salah satu set dia, berharap kena Abyss-sphere agar bisa hidup lebih lama. Kenanya Mirror. Gue lalu set Solemn Judgment dan Starlight Road, yang dimana Solemn kena Mystical Space Typhoon saat end.
Dia summon Deep Sea Diva panggil Atlantean Marksman. Serang langsung keduanya dan memanggil Dragoon dengan efek Marksman. Belum apa-apa sudah kena 3400. Ia lalu synchro Dewloren dan mengembalikan Marksman ke hand. Set 1, end. Gue draw Warning. Gue set Warning dan Dark Hole, berharap lawan Heavy Storm.
Lawan berpikir sebelum Battle Phase, lalu menyerang dengan Dewloren tanpa summon. Lalu end. Giliran gue, terdraw lah satu Tuner bintang 3! Yeaaah!! Gue pun berkombo ria menjadi Bureido-Bureido-Scrap Dragon. Scrap Dragon menembak Dewloren dan facedown Instant Fusion gue. Semua menyerang, lawan dengan senyuman licik membuka Mirror Force! Sayangnya gue lebih licik lagi dan membuka Starlight Road untuk menang!
Seketika, gue sadar sebuah hal penting. Gue sudah mengalahkan dia.. Apakah ketakutan gue bahwa dia mengebom Taman Anggrek akan terjadi? Well, untungnya sampai sekarang Taman Anggrek masih aman.
Dean melawan Fire Fist dan berhasil mengalahkannya dengan mudah, thanks to waktu roll dice dia duluan, jadi bisa Synchro Shi En tanpa gangguan. Jhovie nyaris kalah melawan Dark World, namun terselamatkan berkat Time Up dan Blackship of Corn untuk menembak. Septiyan tidak seberuntung mereka, ia terpaksa melawan Rheza yang juga dari Bandung dan kalah advantage. Andry meski bisa menang advantage, kalah di-OTK Deck Bubblebeat HERO. Sedangkan Alvi, entahlah, yang pasti dia kalah.
Round Two
Di Ronde kedua, gue melawan orang yang familiar, Arbi. Hanya saja gue kurang yakin deck apa yang dia bawa kali ini. Gue berhasil mendapatkan giliran pertama dari lempar dadu. Karena masih gamang tentang deck apa yang ia gunakan, gue simply Synchro Naturia Beast lalu set Judgment dan Lance.
Ia mengeluh melihat Beast gue, membuat gue percaya diri. Ia lalu memanggil Pyramid Turtle. Oh deck Zombie! Berpikir sejenak, gue biarkan saja. Kalau nanti ia menabrakkan diri kemudian summon Ryu Kokki, tinggal gue Lance beres, pikir gue. Maklum angkatan lama.
Benar saja, ia menabrakkan diri, hanya saja yang ia panggil adalah Endless Decay ber-ATK 4000! Lance gue tidak akan membantu, Naturia Beast menjadi mati sia-sia. Giliran berikutnya, gue synch Burei-Kuick, ubah Endless menjadi defense. Kuick menyerang namun sebelum masuk, Ninishi gue dikenai Crow terlebih dahulu, sehingga gue hanya bisa mensummon Nisamu memakai efek Kuick. Burei tidak menyerang langsung, takut ada Gorz.
Next turn, ia Reborn Beast gue, tapi tidak semudah itu, gue mengechain Maxx "C" untuk draw. Ia berpikir sejenak, kemudian mensummon Mezuki. Mezuki serang Kuick. Turn berikutnya gue summon Burei lagi, bunuh Mezuki doang. Main Phase 2, gue Xyz Big Eye dan ambil Naturia Beast lagi. Come back to Papa!
Sekilas melihat gravenya, gue tiba-tiba sadar sesuatu! Ada Mezuki dan Endless Decay disitu, bisa membuat Monster ATK tinggi dengan mudah, uh-oh. Gue hanya bisa berharap dia mengaktifkan sesuatu dulu agar bisa gue Judgment dan mengerdilkan Decay yang akan dia panggil. Well, gue bisa saja mengechain Lance ke efek Mezuki dan men-Solemn-nya sendiri, tapi itu minus.
Ia mensummon Zombie Master! Melihat Graveyardnya, gue memprediksi ia akan melakukan Xyz. Disini gue melakukan pertaruhan demi untung. Gue menahan Judgment gue dan menunggu. Ternyata benar! Ia kemudian memakai efeknya untuk menghidupkan level 4 dan Xyz Maestroke. Tanpa pikir panjang gue membuka Judgment! Rencananya untuk Mezuki si Endless Decay pun gagal total. Ia hanya bisa Mezuki Zombie Master dan menghidupkan Goblin Zombie. Next turn gue ambil Zombienya dengan Big Eye lalu summon berbagai macam monster untuk membuat dia menyerah.
Game kedua ia mengeset monster. Gue synch Bureido-Haipa. Haipa serang ternyata Pyramid Turtle yang memanggil Endless Decay 4000 ATK lagi! Sejak kapan Zombie jadi mudah memanggil monster yang sekuat ini ATK-nya!? Di gilirannya, ia mensummon Tour Guide menjadi Zenmaines posisi defense. Decay menyerang Bureido gue. Haipa selamat, somehow.
Giliran gue, berakrobat sampai keluar Burei-Burei-Bureido-Kuick. Burei mengubah posisi Decay dan Zenmaines. Kuick membunuh Decay, sisanya keroyokan ke Zenmaines sampai mati. Main Phase 2 gue synchro Stardust cari aman dan set 1 kartu belakang.
Lawan cekikikan, entah apa artinya. Tidak lama menjelang, gue tahu apa arti tawa tersebut. Ia mensummon Cyber Dragon!! Gue panik. Gue melihat hand dan field. Kalau dia berhasil fusion semua, dia mendapat monster 4000 ATK (lagi!!) dan membunuh Stardust gue. Untungnya, set gue ternyata Bottomless Trap Hole. Cyber Dragon lenyap dan gue menang next turn!
Dean sempat terdesak melawan deck HERO setelah Shi En-nya terkena Super Polymerization, namun Gateway di akhir mampu menyegel kemenangannya secara gemilang. Jhovie tidak seberuntung ronde pertama, saat melawan Chaos Dragon, ia mengedraw Kabazaulsnya (yang cuma dua) dan dua Rabbit, membuat Rabbit keduanya bodoh. Alvi dan Andry berhasil menang. Sedangkan Septiyan terbuli Dark World dengan Eradicator Epidemic Virus menghancurkan semua Trapnya.
Round Three
Selama mendesain dan memainkan deck Karakuri, satu hal yang gue bangga adalah deck ini tidak kena Time. Jadi dalam Grand Tournament (dan juga National nanti) satu match hanya diberi waktu berkisar 30 menit saja. Setelah waktu habis, pemenang adalah pemain dengan Life Point terbanyak. Nah dengan Karakuri, gue akan menang cepat, atau simply kalah cepat, bebas dari kalah bonus sakit hati gara-gara time.
Di ronde ini, pendapat gue itu akan hancur lebur, semua hanya gara-gara satu kartu sialan.
Gue melawan Randy dengan deck Macro Rabbit. Game pertama, lawan duluan dengan set satu monster dan banyak belakang. Gue YOLO saja, synch Bureido-Bureido-Nishipachi yang langsung di-Torrential. Ternyata yang diset adalah Fossil Dyna Pachychepalo, pantas dia nahan-nahan Torrential. Belum puas, gue aktifkan Avarice lalu synch Bureido-Nishipachi, masih di turn yang sama. Dari situ kedua pemain saling mengadu resource. Gue YOLO synchro-synchro, dia Mirror atau Torren. Well, sampai dia summon yang namanya Infernity Guardian.
Kartu bajingan itu tidak bisa dihancurkan sama sekali karena begitu ia draw kartu, langsung disummon atau diset. Setelah berpikir panjang, satu-satunya yang bisa menembus pertahanan sempurnanya hanyalah Burei. Saat gue synchro Bureido, gue melihat sisa deck gue. Ternyata tidak ada monster Tuner bintang 3 sama sekali!! Damn, lalu bagaimana cara gue synchro Burei??
Dalam keadaan putus asa, gue mencari-cari lagi apa yang bisa dijadikan solusi saat gue melihat deck itu. Ternyata masih ada Monster Reborn! Itu satu-satunya jalan keluar gue dari situasi ini, sayang masih di dalam deck, jadi gue masih harus menunggu. Dia bertahan sambil terus mengeset Trap-Trap berbahaya. Untung ia tidak bisa menghandle Bureido gue sehingga secara praktis gue draw dua tiap turn, menggali terus mencari Monster Reborn. Selain draw dari Bureido, gue juga kontrol terus belakangnya dengan Scrap Dragon. Hoki, gue berhasil menembak Compulsory dengan Night Beam, sehingga Bureido dan Scrap Dragon gue aman.
Hingga tiga kartu terakhir deck gue, barulah Monster Reborn terdraw. Gue menggunakan efek Scrap menghancurkan backrow terakhirnya, synch Burei tanpa special summon Karakuri lain, lalu mengubah posisi Infernity Guardian untuk diperkosa bareng-bareng.
Gila, game ini menghabiskan sangat banyak waktu. Namun tidak apa, gue sedang di posisi yang kuat.
Game kedua, ia duluan summon Sabersaurus dan tiga belakang. Gue YOLO mensummon Bureido yang langsung kena Bottomless Trap Hole. Oleh karena itu gue special summon Ninishi untuk summon Nishipachi dari hand menjadi Zenmaines. Gue lalu aktifkan Dark Hole menghancurkan Sabersaurusnya dan akhirnya kartu backrownya juga.
Ternyata ia summon Grand Mole untuk menghilangkan Zenmaines. Game berhenti dengan saling lihat-lihatan sejenak, sampai ia set lima. Gue tidak punya pilihan lain saat dia draw Rabbit menjadi Laggia dan gue draw Heavy Storm. Gue pancing dulu Dark Hole baru Heavy, eh ternyata beneran ada Starlight Road. Gue pun synch Burei-Stardust juga karena tahu belakang ada Mirror Force.
Saat ini gue berencana menggunakan pengetahuan ruling gue, gue serang semua, dia Mirror Force. Stardust gue mau menegate Mirror Force, lalu saat Stardust dia akan menegate Stardust gue, gue bilang itu tidak bisa, karena Mirror Force dianggap tidak di field jika akan dinegate. Seperti yang diperkirakan, lawan memanggil judge.
Judge memutuskan Stardust lawan bisa negate Stardust gue, gue minta appeal ke head judge. Dan ternyata head judge setuju. OH GOD WHY.. Berhubung Head Judge sudah bersabda, gue tidak bisa berkata-kata dan akhirnya kalah game ini.
Saat akan masuk game ketiga, Time's Up! Game ketiga ini menjadi sudden death tanpa siding, untung gue pertama. Gue membuka dengan Solemn Judgment dan Instant Fusion, dua kartu ternajis kalau sedang Sudden Death. Namun apa mau dikata, gue cuma bisa synchro Burei dan Nisamu (maklum waktu itu sedang pusing, play yang benar adalah jadi Landoise). Set dua kartu, end.
Lawan hanya bisa set satu monster dan tiga belakang lalu end. Ketika itu, gue membuka Royal Decree untuk mematikan semuanya. Giliran gue, Burei pakai efek untuk membuka monster Set, yang ternyata adalah Pachy! Burei Nisamu hancur. Untung gue ada Psychic Commander, gue summon dan serang. Berharap tidak ada Lance atau Moon. Randy berpikir sebentar dan menawarkan jabat tangan. Belakangnya semua Trap! Ada Torren, Mirror, Fiendish! Whoa, hoki sekali gue draw Royal Decree tadi!
By the way, soal ruling Stardust itu, ternyata masih merupakan ruling OCG, belum diaplikasikan di TCG. Sungguh hebat memang sang Head Judge, pengetahuannya luas sehingga bisa memberikan keputusan yang terbaik.
Well, kemenangan karena Time memang selalu tidak enak. Baik bagi yang kalah, maupun bagi yang menang. Akan tetapi mau bagaimana lagi, hal seperti ini akan selalu ada. Oleh karena itu guys, atur waktu main kalian baik-baik ya.
Bersambung...
NEXT:
Karakuri gue sebegitunya terdesaknya hingga terpaksa bersih-bersih field menggunakan Black Rose Dragon!? Bahkan sampai dua kali!!?? Lawan deck apa sebenarnya gue??
Dan sebenarnya dosa apa yang telah gue lakukan sampai harus terpaksa melawan deck Dark World yang dipiloti langsung oleh sang raja kegelapan Sundoro!?
Round Two
Di Ronde kedua, gue melawan orang yang familiar, Arbi. Hanya saja gue kurang yakin deck apa yang dia bawa kali ini. Gue berhasil mendapatkan giliran pertama dari lempar dadu. Karena masih gamang tentang deck apa yang ia gunakan, gue simply Synchro Naturia Beast lalu set Judgment dan Lance.
Ia mengeluh melihat Beast gue, membuat gue percaya diri. Ia lalu memanggil Pyramid Turtle. Oh deck Zombie! Berpikir sejenak, gue biarkan saja. Kalau nanti ia menabrakkan diri kemudian summon Ryu Kokki, tinggal gue Lance beres, pikir gue. Maklum angkatan lama.
Benar saja, ia menabrakkan diri, hanya saja yang ia panggil adalah Endless Decay ber-ATK 4000! Lance gue tidak akan membantu, Naturia Beast menjadi mati sia-sia. Giliran berikutnya, gue synch Burei-Kuick, ubah Endless menjadi defense. Kuick menyerang namun sebelum masuk, Ninishi gue dikenai Crow terlebih dahulu, sehingga gue hanya bisa mensummon Nisamu memakai efek Kuick. Burei tidak menyerang langsung, takut ada Gorz.
Next turn, ia Reborn Beast gue, tapi tidak semudah itu, gue mengechain Maxx "C" untuk draw. Ia berpikir sejenak, kemudian mensummon Mezuki. Mezuki serang Kuick. Turn berikutnya gue summon Burei lagi, bunuh Mezuki doang. Main Phase 2, gue Xyz Big Eye dan ambil Naturia Beast lagi. Come back to Papa!
Sekilas melihat gravenya, gue tiba-tiba sadar sesuatu! Ada Mezuki dan Endless Decay disitu, bisa membuat Monster ATK tinggi dengan mudah, uh-oh. Gue hanya bisa berharap dia mengaktifkan sesuatu dulu agar bisa gue Judgment dan mengerdilkan Decay yang akan dia panggil. Well, gue bisa saja mengechain Lance ke efek Mezuki dan men-Solemn-nya sendiri, tapi itu minus.
Ia mensummon Zombie Master! Melihat Graveyardnya, gue memprediksi ia akan melakukan Xyz. Disini gue melakukan pertaruhan demi untung. Gue menahan Judgment gue dan menunggu. Ternyata benar! Ia kemudian memakai efeknya untuk menghidupkan level 4 dan Xyz Maestroke. Tanpa pikir panjang gue membuka Judgment! Rencananya untuk Mezuki si Endless Decay pun gagal total. Ia hanya bisa Mezuki Zombie Master dan menghidupkan Goblin Zombie. Next turn gue ambil Zombienya dengan Big Eye lalu summon berbagai macam monster untuk membuat dia menyerah.
Game kedua ia mengeset monster. Gue synch Bureido-Haipa. Haipa serang ternyata Pyramid Turtle yang memanggil Endless Decay 4000 ATK lagi! Sejak kapan Zombie jadi mudah memanggil monster yang sekuat ini ATK-nya!? Di gilirannya, ia mensummon Tour Guide menjadi Zenmaines posisi defense. Decay menyerang Bureido gue. Haipa selamat, somehow.
Giliran gue, berakrobat sampai keluar Burei-Burei-Bureido-Kuick. Burei mengubah posisi Decay dan Zenmaines. Kuick membunuh Decay, sisanya keroyokan ke Zenmaines sampai mati. Main Phase 2 gue synchro Stardust cari aman dan set 1 kartu belakang.
Lawan cekikikan, entah apa artinya. Tidak lama menjelang, gue tahu apa arti tawa tersebut. Ia mensummon Cyber Dragon!! Gue panik. Gue melihat hand dan field. Kalau dia berhasil fusion semua, dia mendapat monster 4000 ATK (lagi!!) dan membunuh Stardust gue. Untungnya, set gue ternyata Bottomless Trap Hole. Cyber Dragon lenyap dan gue menang next turn!
Dean sempat terdesak melawan deck HERO setelah Shi En-nya terkena Super Polymerization, namun Gateway di akhir mampu menyegel kemenangannya secara gemilang. Jhovie tidak seberuntung ronde pertama, saat melawan Chaos Dragon, ia mengedraw Kabazaulsnya (yang cuma dua) dan dua Rabbit, membuat Rabbit keduanya bodoh. Alvi dan Andry berhasil menang. Sedangkan Septiyan terbuli Dark World dengan Eradicator Epidemic Virus menghancurkan semua Trapnya.
Round Three
Selama mendesain dan memainkan deck Karakuri, satu hal yang gue bangga adalah deck ini tidak kena Time. Jadi dalam Grand Tournament (dan juga National nanti) satu match hanya diberi waktu berkisar 30 menit saja. Setelah waktu habis, pemenang adalah pemain dengan Life Point terbanyak. Nah dengan Karakuri, gue akan menang cepat, atau simply kalah cepat, bebas dari kalah bonus sakit hati gara-gara time.
Di ronde ini, pendapat gue itu akan hancur lebur, semua hanya gara-gara satu kartu sialan.
Gue melawan Randy dengan deck Macro Rabbit. Game pertama, lawan duluan dengan set satu monster dan banyak belakang. Gue YOLO saja, synch Bureido-Bureido-Nishipachi yang langsung di-Torrential. Ternyata yang diset adalah Fossil Dyna Pachychepalo, pantas dia nahan-nahan Torrential. Belum puas, gue aktifkan Avarice lalu synch Bureido-Nishipachi, masih di turn yang sama. Dari situ kedua pemain saling mengadu resource. Gue YOLO synchro-synchro, dia Mirror atau Torren. Well, sampai dia summon yang namanya Infernity Guardian.
Kartu bajingan itu tidak bisa dihancurkan sama sekali karena begitu ia draw kartu, langsung disummon atau diset. Setelah berpikir panjang, satu-satunya yang bisa menembus pertahanan sempurnanya hanyalah Burei. Saat gue synchro Bureido, gue melihat sisa deck gue. Ternyata tidak ada monster Tuner bintang 3 sama sekali!! Damn, lalu bagaimana cara gue synchro Burei??
Dalam keadaan putus asa, gue mencari-cari lagi apa yang bisa dijadikan solusi saat gue melihat deck itu. Ternyata masih ada Monster Reborn! Itu satu-satunya jalan keluar gue dari situasi ini, sayang masih di dalam deck, jadi gue masih harus menunggu. Dia bertahan sambil terus mengeset Trap-Trap berbahaya. Untung ia tidak bisa menghandle Bureido gue sehingga secara praktis gue draw dua tiap turn, menggali terus mencari Monster Reborn. Selain draw dari Bureido, gue juga kontrol terus belakangnya dengan Scrap Dragon. Hoki, gue berhasil menembak Compulsory dengan Night Beam, sehingga Bureido dan Scrap Dragon gue aman.
Hingga tiga kartu terakhir deck gue, barulah Monster Reborn terdraw. Gue menggunakan efek Scrap menghancurkan backrow terakhirnya, synch Burei tanpa special summon Karakuri lain, lalu mengubah posisi Infernity Guardian untuk diperkosa bareng-bareng.
Gila, game ini menghabiskan sangat banyak waktu. Namun tidak apa, gue sedang di posisi yang kuat.
Game kedua, ia duluan summon Sabersaurus dan tiga belakang. Gue YOLO mensummon Bureido yang langsung kena Bottomless Trap Hole. Oleh karena itu gue special summon Ninishi untuk summon Nishipachi dari hand menjadi Zenmaines. Gue lalu aktifkan Dark Hole menghancurkan Sabersaurusnya dan akhirnya kartu backrownya juga.
Ternyata ia summon Grand Mole untuk menghilangkan Zenmaines. Game berhenti dengan saling lihat-lihatan sejenak, sampai ia set lima. Gue tidak punya pilihan lain saat dia draw Rabbit menjadi Laggia dan gue draw Heavy Storm. Gue pancing dulu Dark Hole baru Heavy, eh ternyata beneran ada Starlight Road. Gue pun synch Burei-Stardust juga karena tahu belakang ada Mirror Force.
Saat ini gue berencana menggunakan pengetahuan ruling gue, gue serang semua, dia Mirror Force. Stardust gue mau menegate Mirror Force, lalu saat Stardust dia akan menegate Stardust gue, gue bilang itu tidak bisa, karena Mirror Force dianggap tidak di field jika akan dinegate. Seperti yang diperkirakan, lawan memanggil judge.
Judge memutuskan Stardust lawan bisa negate Stardust gue, gue minta appeal ke head judge. Dan ternyata head judge setuju. OH GOD WHY.. Berhubung Head Judge sudah bersabda, gue tidak bisa berkata-kata dan akhirnya kalah game ini.
Saat akan masuk game ketiga, Time's Up! Game ketiga ini menjadi sudden death tanpa siding, untung gue pertama. Gue membuka dengan Solemn Judgment dan Instant Fusion, dua kartu ternajis kalau sedang Sudden Death. Namun apa mau dikata, gue cuma bisa synchro Burei dan Nisamu (maklum waktu itu sedang pusing, play yang benar adalah jadi Landoise). Set dua kartu, end.
Lawan hanya bisa set satu monster dan tiga belakang lalu end. Ketika itu, gue membuka Royal Decree untuk mematikan semuanya. Giliran gue, Burei pakai efek untuk membuka monster Set, yang ternyata adalah Pachy! Burei Nisamu hancur. Untung gue ada Psychic Commander, gue summon dan serang. Berharap tidak ada Lance atau Moon. Randy berpikir sebentar dan menawarkan jabat tangan. Belakangnya semua Trap! Ada Torren, Mirror, Fiendish! Whoa, hoki sekali gue draw Royal Decree tadi!
By the way, soal ruling Stardust itu, ternyata masih merupakan ruling OCG, belum diaplikasikan di TCG. Sungguh hebat memang sang Head Judge, pengetahuannya luas sehingga bisa memberikan keputusan yang terbaik.
Di ronde ini, Dean mendapatkan kekalahan pertamanya melawan deck Dark World setelah Gateway 1st Turn-nya terkena Card Destruction duluan oleh lawannya. Jhovie menghadapi mirror match dan bisa menang secara signifikan. Andry melawan Fire Fist dengan Dinosaurus, terlock oleh Laggia hingga susah bergerak. Sedangkan Septiyan berhasil keluar dari losing streaknya saat melawan Agent.
Well, kemenangan karena Time memang selalu tidak enak. Baik bagi yang kalah, maupun bagi yang menang. Akan tetapi mau bagaimana lagi, hal seperti ini akan selalu ada. Oleh karena itu guys, atur waktu main kalian baik-baik ya.
Bersambung...
NEXT:
Karakuri gue sebegitunya terdesaknya hingga terpaksa bersih-bersih field menggunakan Black Rose Dragon!? Bahkan sampai dua kali!!?? Lawan deck apa sebenarnya gue??
Dan sebenarnya dosa apa yang telah gue lakukan sampai harus terpaksa melawan deck Dark World yang dipiloti langsung oleh sang raja kegelapan Sundoro!?
0 komentar:
Posting Komentar